Senin, 12 Juli 2010

WASPADA

emua orang telah mafhum, agama Kristen adalah agama misi. Tentang
hal ini diterangkan dalam kitab Bibel. “Kata Yesus: Karena
itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridku doa baptislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Matius 28:19)

Dalam kitab Bibel itu juga, orang-orang Kristen dihalalkan menempuh
berbagai cara seperti menipu, pura-pura, berbohong dan lainnya agar
tujuan misi tercapai. “Tetapi hukum Taurat ditambahkan,
supaya pelanggaran menjadi semakin banyak, dan di mana dosa bertambah
banyak, di sana kasih sayang karunia menjadi berlimpah-limpah” (Roma
5:20)

Berpegang pada dua dalil itu, tak heran jika umat Kristiani sangat
giat menyebarkan misi kristenisasi ke seluruh dunia tak terkecuali
Indonesia.
Mereka pun tak sungkan-sungkan menjalankan cara-cara yang keji,
curang dan menjijikan kepada umat lain. Meskipun aturan tentang
penyebaran agama telah dibuat, namun orang-orang Kristen tak pernah mau
tunduk. Bahkan, Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan
Menteri Dalam Negeri yang mengatur tentang tata cara penyebaran agama
di Indonesia, sering dilanggar.
Untuk itu, tak ada salahnya kita mengetahui cara, strategi dan taktik
yang dikembangkan mereka dalam memurtadkan kaum muslimin. Di bawah ini
dijelaskan beberapa taktik, strategi dan cara itu.
1. Pemurtadan dengan cara kawinisasi.


Sasaran utama gerakan pemurtadan ini, kebanyakan para muslimah. Untuk
menikah, seorang pria Kristen biasanya pura-pura masuk Islam. Setelah
menikah, pria itu lalu mengajak pindah ke agama Kristen. Seperti
perbuatan yang dilakukan Agus (nama samaran) kepada Dona (nama samaran).
Untuk menikahi Dona, Agus, pura-pura masuk agama Islam. Setelah nikah
dan dikarunia satu orang anak, Agus memaksa Dona pindah ke agama
Kristen. Meskipun sempat tergoncang, namun akhirnya Dona mampu lepas
dari jebakan busuk Agus.
2. Pemurtadan dengan cara diculik, dihamili dan dimurtadkan.


Sasaran utama cara ini kebanyakan juga para muslimah. Hampir mirip
dengan cara pertama, bedanya cara ini lebih kasar dan keji. Para
muslimah langsung diculik, disekap, diperkosa kemudian dibaptis. Selain
itu, otak para muslimah itu pun dicuci lantas dijejali doktrin Kristen
hingga akhirnya ia membenarkan ketuhanan Yesus. Contohnya kasus
penculikan, pemerkosaan dan pemurtadan siswi Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Padang, Khairiyah Anniswah alias Wawah yang sempat membuat heboh
kota Padang beberapa waktu lalu. Setelah diculik, Wawah diberi obat
perangsang lalu diperkosa oleh seorang aktivis Kristen. Karena tak
berdaya, Wawah akhirnya di bawa ke gereja dan dibaptis.
3. Pemurtadan dengan cara menjanjikan pekerjaan, kursus atau
beasiswa.



Sasaran tembak mereka biasanya muslim dan muslimah lulusan SMP/SMU
yang mengalami kesulitan mencari pekerjaan atau kepada mereka yang tak
mampu. Para aktivis gereja biasanya langsung menjanjikan sebuah
pekerjaan dan beasiswa secara gratis asal mau pindah agama. Seperti
yang dialami Heryanto. Pemuda yang sehari-hari mengajar ngaji anak-anak
di Manado itu, ditawari Edi Sapto pekerjaan dan beasiswa kuliah di
Jakarta. Sampai di Jakarta, pekerjaan yang ditunggu-tunggu itu tak
kunjung datang. Heryanto malah dipaksa pindah agama Kristen dan
diwajibkan mengikuti acara gereja dan kebaktian. Kini Yayasan Dian Kaki
Mas yang dijadikan tempat pemurtadan itu, sedang digugat warga dan
aparat pemerintah setempat. Karena mereka merasa telah ditipu yayasan
Dian Kaki Mas. (Lihat tulisan Babak Baru Pemurtadan).
4. Pemurtadan berkedok kemanusiaan di desa-desa terpencil.


Cara pemurtadan seperti ini dilakukan kepada orang-orang tak mampu
sambil memberi sejumlah makanan pokok dan keperluan sehari-hari seperti
beras, mie instant, gula, minyak, pakaian, obat-obatan dan lainnya.
Bantuan itu terus dilakukan, sampai mereka merasa tergantung. Setelah
orang-orang tergantung, mereka baru mengatakan bahwa bantuan ini datang
dari Tuhan Yesus, kalau mau terus mendapatkan bantuan, mereka harus
pindah ke agama Kristen. Pemurtadan seperti ini banyak dijumpai di
daerah-daerah terpencil dan miskin seperti Gunung Kidul Yogyakarta,
Klaten, Kalimantan dan lainnya.
5. Pemurtadan berkedok ulama atau keluarga ulama.


Modusnya, seorang aktivis Kristen mengaku-ngaku sebagai mantan ustad
atau keluarga ulama terpandang yang kemudian murtad. Tujuannya, untuk
meragukan keyakinan umat terhadap Islam dan selanjutnya membenarkan
doktrin Kristen. Kasus ini pernah terjadi di Padang beberapa waktu lalu.
Pendeta Willy Abdul Wadud Karim Amrullah mengaku-ngaku sebagai adik
kandung Buya Hamka. Karena ulah pendeta Willy, tak sedikit yang percaya
dengan kesaksiannya. Namun, setelah diteliti, ternyata Pendeta Willy
bohong besar. Salah seorang putra Hamka menyatakan sepanjang hayatnya,
ia tak pernah mempunyai paman yang bernama Willy Abdul Wadud Karim
Amrullah.
6. Pemurtadan dengan cara penyebaran narkoba.


Narkoba dan obat-obat terlarang lainnya disebar mereka ke para pemuda
baik ke anak SD, SMP, SMU bahkan sampai mahasiswa. Mereka terus
menjejali obat haram tersebut hingga para pemuda harapan bangsa ini
menjadi tergantung dengan obat-obatan itu. Kalau sudah demikian, para
pemuda itu dimasukkan ke tempat rehabilitasi untuk disembuhkan dari
ketergantungan obat. Di tempat rehabilitasi itulah, para pemuda yang
kecanduan obat itu dicuci otaknya, dimasukkan doktrin-doktrin Kristen.
7. Kristenisasi terselubung dengan mendirikan sekolah-sekolah
teologi.



Sekilas lalu, sekolah-sekolah teologi ini memang tak ada masalah.
Kegiatan belajar-mengajar tak jauh beda dengan sekolah-sekolah tinggi
lainnya. Tapi, sejumlah pihak menyakini kristenisasi dijalankan secara
terselubung. Mereka mencontohkan Sekolah Tinggi Apostolos. Namun,
pengurus STT itu sendiri membantah adanya program kristenisasi. Tapi,
kalau dicermati lebih mendalam, dugaan adanya kristenisasi terselubung
itu ada. Konsentrasi STT Apostolos, pada studi islamologi dengan jumlah
mata kuliah sebanyak 36 SKS. Meliputi mata kuliah Pengantar Studi
Islam, Studi al Qur’an, Studi al Hadits, Filsafat Islam dan lainnya.
Bahkan, mereka juga mengundang sejumlah dosen berbagai perguruan tinggi
agama Islam. Seiring tujuan STT Apostolos untuk mencetak pemimpin
gereja masa depan yang mampu berdialog dengan dunia Islam, sejumlah
pihak menilai ada upaya lain untuk mengorek kelemahan Islam terutama al
Qur’an dan al Hadits.
8. Pemurtadan melalui surat-surat atau korespondensi.


Kristenisasi ini dilakukan melalui surat-menyurat. Surat itu berisi
sebuah buletin, mirip seperti buletin Islam yang sering dibagikan setiap
shalat Jum’at. Isinya membahas masalah perbandingan agama dengan
menitikberatkan pada pemutarbalikan tafsir al Qur’an dan al Hadits. Dari
ulasannya terkesan sekali mendukung doktrin ketuhanan Yesus. Biasanya,
surat itu hanya mencantumkan kotak pos. Menurut Sekjen FAKTA, Abu
Deedat, kristenisasi dengan gaya korespondensi ini bertujuan
mendangkalkan akidah umat Islam. Contohnya buletin “Habari Lo Ilomata”.
Setiap terbit, buletin ini mencoba mengaburkan keyakinan umat Islam
dengan cara membuat pertanyaan-pertanyaan yang menggiring untuk
mendukung ketuhanan Yesus. Pada terbitan Ilomata edisi nomor 11 tahun
2001, dikutip ayat al Qur’an Surah an Nur ayat 34, “Dan sungguh kami
telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang menerangkan dan sebagai
perumpamaan dari mereka yang terdahulu sebelum kamu .”, dari situ
dibuatlah pertanyaan-pertanyaan yang menggiring umat untuk mengakui
kebenaran Yesus. Pertanyaan itu, antara lain, kitab suci mana yang
dimaksud, yang menerangkan tentang orang-orang terdahulu sebelum Nabi
Muhammad Saw? Kemudian bagi mereka yang berhasil menjawab benar, akan
disediakan hadiah berupa Kitab Suci Injil. Tak hanya buletin Ilomata,
buletin serupa yang banyak beredar di tengah-tengah masyarakat misalnya
brosur “Rahasia Jalan ke Surga”, “Membina Kerukunan Umat Beragama”,
atau brosur-brosur Shirathal Mustaqim seperti “Keselamatan”, “Siapakah
yang Bernama Allah”, “Stop”, “Injil Barnabas”.
9. Pemurtadan dengan cara menerbitkan buku-buku Kristen tapi
berkedok Islam.



Menurut Tim Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan (FAKTA), ada dua
target yang akan dicapai dari penerbitan ini. Pertama, target ke dalam,
untuk meneguhkan ajaran Kristen seolah-olah ajaran kristenlah yang
paling benar. Kedua, target ke luar, untuk mengelabui umat yang masih
dangkal pemahaman agamanya agar mau membaca buku-buku itu kemudian
membenarkan ketuhanan Yesus. Mereka menyakini, umat Islam tak terlalu
curiga terhadap misi mereka. Pendeta-pendeta Kristen sangat produktif
membuat buku-buku seperti ini. Puluhan bahkan ratusan buku saat ini
disinyalir beredar ke tengah-tengah masyarakat seperti buku karya H
Amos alias Poernama Winangun “Upacara Ibadah Haji”, “Isa as dalam
Pandangan Islam”, “Riwayat Singkat Pusaka Peninggalan nabi Muhammad
Saw”, atau karya Danu Kholil Dinata seperti “Kristus dan Kristen di
Dalam al Qur’an”. Dan “Jawaban Atas Buku Bibel, Qur’an dan Science”,
Dialog Tertulis Islam-Kristen” karya Hamran Amrie.
10. Pemurtadan dengan meniru dan memakai idiom atau atribut Islam.


Pemurtadan dengan memakai atribut, dan idiom Islam tak asing lagi di
beberapa daerah seperti Yogyakarta, Jakarta, Minang, Sunda dan lainnya.
Tujuannya, agar kaum muslimin meragukan ajaran Islam dan mau mengakui
kebenaran doktrin Kristen. Di Kampung Sawah misalnya orang-orang
Kristen sudah terbiasa memakai atribut Betawi yang identik dengan
Islam. Laki-lakinya mengenakan kopiah dan sarung seperti orang Betawi
saat menjalankan shalat. Begitu juga yang perempuan, memakai kerudung
mirip none betawi habis pulang ngaji. Lain lagi di daerah jawa tengah,
mereka meniru adat kebiasan Islam seperti tahlilan, mengucapkan
assalamu’alaikum, pakai kopiah dan lainnya.
nah sudahkah lingkungsn kita menjadi korban…? lingkungan keluarga
kita…? atau teman teman kita…?
[b]atau
bahkan mungkin kita sendiri pernah atau masih menjadi korban…? akan
tetapi kita terlalu asik untuk “cuek” atau “masa’ bodo’ ” dengan apa
yang sedang kita alami……?

Sabtu, 10 Juli 2010

Menjawab Tuduhan Miring tentang Ka'ba

Blog  Entry

al-islahonline.com : Kalau ada seorang Muslim menyembah Ka'bah atau menjadikan Ka'bah sebagai sesembahannya, berarti Ia sudah murtad dan menjadi kafir. Di manapun, seorang Muslim harus menghadirkan Allah dalam hati sanubarinya.

Forum Arimatea menggelar suatu forum dialog antara teolog Muslim dan Kristiani di Gedung Kampus STEKPI, Kalibata, Jakarta Selatan, 19 Maret lalu. Hadir sebagai pembicara dalam orasi ilmiah dan dialog tersebut, antara lain: Habib Mohammad Rizieq Syihab, Lc, Ustadz Dr. Muslin Abdul Karim MA, dan Ustadz Solehan MC. Panitia penyelenggara mengatur tempat duduk peserta sedemikian rupa, di mana kelompok Nasrani duduk di bagian tengah, sedangkan kelompok Muslim ditempatkan pada sisi kiri dan kanan. Hal itu karena, mayoritas yang hadir kebanyakan dari kelompok Islam.

Yang menarik dari dialog tersebut adalah rasa kebersamaan kedua pemeluk agama (Islam-Kristen), di mana mereka sepakat untuk tidak mewarnai forum ini dengan sikap emosi atau sating menghujat satu sama lain. Peserta yang hadir, baik yang Muslim maupun Kristen / Katolik, sejak pagi hingga sore hari, duduk bersama, menjernihkan hati, akal dan pikiran untuk sama-sama mencari jalan kebenaran objektif, hakiki, dan sejati. Terlihat dari wajah yang hadir, antusiasme untuk saling mengkritisi pemahaman konsep ketuhanan dan ajaran kedua agama yang selama ini sering ditengarai menjadi salah satu pemicu konflik sosial di tataran grassroot penganut kedua agama.

Betapapun beberapa pertanyaan terdengar keras dilontarkan oleh beberapa peserta, baik Muslim maupun Kristen, terutama mengenai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, suasana persaudaraan masih tetap terjaga. Melalui dialog, pembicara maupun peserta dapat menyampaikan argumentasinya, atas dasar pendapatnya sendiri maupun referensi dari sejumlah buku yang dibacanya. Inti dari dialog tersebut, adalah mengajak peserta untuk menyembah hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa, yakni Allah, yang secara jelas tercaritum di dalam kitab suci ketiga agama: Yahudi, Nasrani dan Islam, serta tidak membuat tuhan-tuhan tandingan yang memiliki kedudukan yang sama dengan kcdudukan Allah dalam kehidupan ini.

Bukankah dalam Injil, Yesus berkata: "Hukum yang terutama ialah: Dengarkanlah hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa." (Injil Markus 12:29). Atau "Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budi." (Matius 22:37). Sedangkan di dalam Al Quran jelas disebutkan, "Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNyasegalasesuatu..." (QS Al Ikhlas : 1-2)


Ka'bah = Berhala?
Yang menarik dari dialog ini adalah rasa ingin tahu para teolog Kristen yang besar untuk bertanya atau sekedar menguji pembicara untuk menjelaskan hal-hal yang menurutnya sangat bertentangan dan tak logis menurut konsep ketuhanan umat Nasrani. Misalnya saja, mereka mempertanyakan, kenapa umat Islam menyembah Ka'bah? Bukankah menyembah Ka'bah sama dengan menyembah batu? Atau kenapa Islam disimbolkan dengan bulan sabit? Apakah ini bentuk paganisme (keberhalaan) terhadap kebendaan? Meski ruang kebebasan berpikir dan berpendapat dalam forum ini diberikan kelonggaran, namun para penanya dari umat Nasrani tetap merasa tidak enak hati. Itulah sebabnya, mereka lebih dulu mohon maaf, bila pertanyaan yang dilontarkan dapat menyinggung perasaan umat Islam yang hadir.

Beberapa pertanyaan kritis itu dijawab oleh Habib Rizieq Syihab dengan tenang. lugas, dan tentu dengan bahasayang santun. Soai pertanyaan, kenapa Ka'bah yang dibuat dari batu dijadikan kiblat kaum Muslim" sehingga muncul tuduhan seolah-olah umat Islam menyembah batu? HabifrRizieq menjelaskan, bahwa umat Islam, kapan dan di mana pun berada, terutama saat munajat kepada Allah, makaselama hati mereka ikhlas untuk mencari Allah, tentu mereka akan mendapatkan Allah. Yang jelas, Allah tidak pernah memerintahkan kepada umat Islam ujituk menyembah Ka'bah.

"Sekali lagi, Ka'bah yang terbuat dari batu satna sekali tidak disembah oleh umat Islam. Karena itu, kalau ada seorang Muslim menyembah Ka'bah dan menjadikan Ka'bah sebagai sesembahannya, demi Allah, si Muslim tadi sudah murtad, kafir, keluar dari agamanya (Islam). Karenanya sebagai Muslim, ia harus menghadirkan Allah dalam hati sanubarinya. Jadi, sekalipun menghadap Ka'bah, dia sesungguhnya hanya menyembah Allah semata, bukan kepada Ka'bah yang terbuat dari batu," jelas Habib.

Tapi kenapa harus menghadap Ka'bah? Jawabnya sekali lagi, "karena Allah yang memerintahkan umat Islam untuk menghadap ke Ka'bah, Perludicatat, sebelum umatlslam menghadap ke Ka'bah, tidak kurang dari 16 bulan, umat Islam menghadap ke Al Baitul Maqdis, yaitu menghadap ke Masjidil Aqsa, yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Karena perintah Allah untuk menghadap Baitul Maqdis, umat Islam pun menghadap ke Baitul Maqdis. Tapi 16 bulan kemudian, umat Islam diperintahkan oleh Allah untuk berpindah arah, menghadap ke Ka'bah, Kenapa tidak ke tempat lainnya?

"Nah, inilah yang perlu diketahui," kata Habib Rizieq, "bahwa di dalam sejarah umat manusia dan para nabi, Ka'bah yang ada saat ini dan yang disaksikan oleh umat manusia seluruh dunia, tidak lain adalah satu tempat yang dulu dibangun oleh Bapak para nabi, seorang manusia yang begitu muliadan dihormati oleh pelbagai umat beragama. Beliau adala'h Khaliluilah Ibrahim a.s. Nabi Ibrahim membangun Ka'bah, karena memang diperintahkan oleh Allah. Lalu, Ka'bah dilestarikan oleh putranya Ismail a.s hingga ke zaman Nabi Muhammad SAW, Pada saat Nabi Ibrahim, Ka'bah merupakan suatu tempat yang suci, bersih dari kemusyrikan."

"Begitu roda sejarah berputar," lanjut Habib Rizieq, "kemudian muncullah orang yang menyimpangkan ajaran Nabi Ibrahim yang hanif. Akhirnya mereka meletakkan berhala-berhala di sekitar Ka'bah. SampSi tiba masanya.Jahirlah Muhammad SAW sebagai keturunan dari Ismail as, untuk mengemban tugas dari Allah: membersihkan Ka'bah dari segala berhala dan kemusyrikan. Apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW membawa hasil yang menggembirakan, di mana seluruh berhala, baikyang ada di dalam Ka'bah maupun di luar Ka'bah, bahkan yang ada di seluruh kota suci Makkah, berhasil dihancurkan. Sampai kemudian, Ka'bah kembali pada kesuciannya dari kemusyrikan, sebagaimana permulaan Ka'bah dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s."

"Yang ingin saya tekankan, kenapa harus Ka'bah yang dipilih? Karena Ka'bah memiliki nilai historis yang luar biasa, yakni nilai historis seorang Bapak para Nabi, Ibrahim a.s yang diakui kenabiannya, kerasulannya, keutamaannya, dan keistimewaanya, baik oleh umat Yahudi maupun umat Nasrani, terlebih oleh umat Islam itu sendiri. Jadi, kenapa Ka'bah yang dipilih. Itu tak lain, karena keta'ziman wa taqriman, yaitu sebagai penghormatan yang diberikan oleh Allah SWT, terhadap hasil kerja Nabi Ibrahim dengan kedua tangan sucinya, juga dari hasil kerja Nabi Ismail yang menjaga dan melestarikan Ka'bah. Dan Allah menginginkan agar Ka'bah tetap suci, dan tetap bersih dari kemusyrikan sampai hari kiamat nanti."

Jawaban tak kalah penting tentang kenapa umat Islam diperintahkan untuk menghadap Ka'bah? Menurut Ketua Front Pembela Islam ini, "Itu, agar umat Islam setiap harinya, dan setiap detik hidupnya terus memperhatikan kelestarian Ka'bah. Tegasnya, segala waktunya, tenaga dan kemampuannya dicurahkan untuk menjaga Ka'bah, sehingga tidak lagi dikotori, dan dicampuri oleh kebatilan dan kemusyrikan. Alhamdulillah 15 abad berlalu, dari zaman Nabi Muhammad SAW, sampai saat ini, tak satu pun tangan kotor yang mengisi Ka'bah dan kota Makkah dengan berhala."

Andai Ka'bah bukan menjadi Kiblat umat Islam, apa yang terjadi? Bisa Jadi umat Islam akan kurang pengorbanan dan perhatiannya terhadap Ka'bah. "Saya bisa buktikan, dulu saat Baitul Maqdis menjadi kiblat umat Islam, maka keberadaannya selalu diperhatikan, dijaga dan dipelihara. Tapi manakala Baitul Maqdis, sudah tidak menjadi kiblat umat Islam, kenyataaan yang terjadi, perhatian umat Islam terhadap Baitul Maqdis sudah mulai berkurang. Hingga Baitul Maqdis dikuasai oleh orang lain, orang Islam sepertinya tidak punya perhatian dalam menyatukan potensi dan kekuatannya untuk membebaskan Baitul Maqdis dari intimidasi dan terror yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam,"papar Habib.


Bulan Sabit = Paganisme?
Salah satu hikmah yang bisa dipetik, kenapa umat Islam menyembah Ka'bah adalah adanya sarana edukasi luar biasa dari Allah, di mana umat Islam diajarkan untuk menyatukan visi dan misi, serta langkah perjuangan untuk menegakkan kalimat Allah setiap saat. Dalam langkah itulah, ada satu tujuan yang sama, yakni: mencari keridhaan Allah semata. Ibadah haji yang dilakukan umat Islam dengan mengelilingi Ka'bah, bukan dimaksudkan untuk menyembah Ka'bah, tapi sebagai isyarat kepada hamba-Nya, bahwa apa pun suku dan bangsanya, kedudukan dan jabatannya, umat Islam dididik untuk rela menanggalkan pakaian dan perbedaan di antara mereka, juga menanggalkan pertikaian dan permusuhan di antara sesamanya. Intinya, mereka menuju titikyang sama, yakni keridhaan Allah. Maka tidak pernah ada ritual dalam Islam yang mengajarkan umatnya untuk menyembah Kab'ah.

Adapun yang berkaitan dengan bulan Sabit, Islam seolah mengelu-elukan bulan, dan terkontaminasi dengan faham mereka yang menyembah bulan. Habib Rizieq menjelaskan lebih jauh. Pada dasarnya Islam mengajarkan umatnya utuk memuliakan seluruh makhluk ciptaan Allah, apakah matahari, bulan, bumi ataupun bintang. Jadi tidak ada yang mewajibkan umat Islam menggunakan lambang berbentuk bulan. "Buktinya, anda bisa lihat sendiri, salah satu organisasi terbesar di Indonesia, seperti Muhammdiyah lambangnya tidak menggunakan bulan, tapi matahari. Begitu juga identitas FPl yang saya pimpin, tidak menggunakan bulan, tapi bintang dan tasbih. NU pun demikian, yang dipakarbukan bulan, tapi bumi dan bintang sembilan."

Jadi tidak ada dalil yang mengkhususkan bahwa umat Islam selalu identik dengan bulan. Artinya, kalau ada masjid tanpa ada sentuhan bulan dan bintang pun tetap berfungsi sebagai masjid, "Islam sendiri, tidak terpaku dengan lambang-lambang ataupun simbol-simbol. Kalaupun diperlukan, itu hanya sebatas identitas diri, bukan tujuan untuk mengkultus, menyembah, apalagi sampai mengkontaminasi dengan pemikiran-pemikiran dan peng ajaran-pengajaran paganisme (keberhalaan)."

"Nah, kalau saja ada umat Islam menyembah bulan, demi Allah orang itu sudah mempersekutukan Allah dengan bulan. Itu artinya, orang itu sudah murtad, kafir dan keluar dari Islam," tandas Habib tegas. (Amanah)